5 January 2020

Pendidikan Kreatif Desain dan Sains pada Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan sudah menjadi satu kebutuhan primer yang sangat penting terutama bagi anak-anak. Pendidikan yang layak tentunya adalah hak semua anak, tak terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus.

Bulan Februari kemarin, Fablab Bandung melakukan sebuah kegiatan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Kegiatan yang diadakan di Ruang Kaca Bandung Creative Hub ini adalah hasil kerja sama antara Fablab Bandung dengan Subsektor Desain Bandung Creative Hub.

Kegiatan yang diselenggarakan ini diisi dengan olahan metode ajar kreatif sains dipadukan dengan desain bagi para siswa yang hadir. Para siswa yang hadir terlihat begitu ceria dari luar Ruang Kaca, khidmat mengikuti arahan dari tenaga pengajar yang hadir. Melihat antusias dari para peserta acara jugalah, tim creativehub.bdg zine akhirnya berhasil mewawancarai Nikita, satu dari beberapa tenaga pengajar yang hadir.

Menurut penuturannya, Niki panggilan akrab dari Nikita adalah seorang tenaga pengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Meski baru lulus dari bangku SMA, namun sudah terlihat bahwa dia cukup terampil dalam mendidik para siswa yang hadir. Masih menurut penuturannya, Niki ternyata memang berasal dari keluarga besar yang hampir seluruhnya berprofesi sebagai guru, hingga sudah bukan hal aneh jika memang dia memiliki ketertarikan lebih untuk mengajar. Berangkat dari minat dan ketertarikannya itulah, dia sudah mulai mencari informasi mengenai anak berkebutuhan khusus sedari masih menduduki bangku SMP lewat media buku dan internet.

Dengan diiringi games dan beragam permainan yang menarik, para siswa yang memang sasarannya adalah anak-anak ini, dirasa akan lebih mudah menyerap materi yang disampaikan. Tak hanya itu, Niki dan kawan-kawan juga menggunakan benda-benda serupa mainan sebagai media praktik bagi siswa yang hadir yang tentunya disesuaikan dengan materi yang sedang disampaikan.

Pada kesempatan kali ini, Niki dan kawan-kawan memberi materi tentang proses cahaya dan listrik dengan hasil akhir membuat senter pribadi. Selain mengedepankan praktik sains, para siswa yang hadir pun diberi ruang berkreasi mengikuti kreativitasnya masing-masing. Pasalnya pada tugas membuat senter pribadi ini, para siswa diharuskan memberi bentuk dan warna pada senternya sesuai selera masing-masing agar kreativitas mereka ikut terasah.

Selain membuat senter, Niki dan sub-sektor Desain Komunikasi Visual pada kesempatan kali ini mengajarkan juga cara menggambar lewat cerita dan games kreatif. Para siswa yang hadir dengan senang hati mengikuti arahan-arahan dari para tenaga pengajar di Ruang Kaca tersebut.

Niki mengatakan bahwa tiap kali ia mengajar, dirinya selalu diuji untuk menjadi kreatif. Ia menyadari bahwa setiap anak itu berbeda, sehingga pola pengajaran yang dipakai pun sudah seharusnya berbeda, jangan disamakan. Dengan menggunakan games sebagai metode ajar, proses pendidikan tentunya akan menjadi lebih mudah untuk dijalani pada seluruh siswa yang hadir. “Anak berkebutuhan khusus itu unik, maka kita sebagai manusia yang diberi kesehatan lahir dan batin harus tetap mendukung ruang kreatif mereka” begitu yang Niki sampaikan pada tim dari creativehub.bdg zine pada kesempatan kali ini.

Terakhir, Niki menyampaikan harapannya untuk Bandung Creative Hub sebagai fasilitator terselenggaranya acara tersebut. Ia mengatakan semoga bisa lebih luas lagi jangkauannya, dan tetap memberi kesan bahwa Bandung Creative Hub itu enak digunakan untuk penyelenggaraan acara seperti ini.

creativehub.bdg zine! Volume 01.
Rizki Sanjaya, Maret 2020.

No comments:

Post a Comment