23 May 2023

Men's Fashion: Empat Rekomendasi Sepatu Formal Bertali Bagi Pria


Beberapa volume yang lalu, kami berikan rekomendasi sepatu kasual bagi wanita. Di kesempatan kali ini, kami akan membuat rekomendasi serupa bagi kaum pria. Hal yang menjadi pembeda adalah fungsi sepatu yang akan kami ulas. Jika untuk wanita kami rekomendasikan sepatu kasual. Maka untuk pria, kami rekomendasikan sepatu yang cocok untuk aktivitas formal.

Total ada empat model sepatu yang akan kami bahas. Sedangkan kriteria lainnya, sepatu yang akan kami bahas seluruhnya berbahan kulit, serta memiliki tali pengikat. Meskipun yang akan kami ulas adalah sepatu formal, namun beberapa sepatu di bawah ini, akan tetap cocok digunakan dalam beberapa momen kasual tertentu. Mari nikmati ulasan berikut ini.

 

Brogue Shoes

Salah satu sepatu kerja berbahan kulit adalah brogue. Model ini berasal dari dataran Skotlandia dan Irlandia. Meski kini identik sebagai sepatu kerja bertali, sejarah mengukir jika brogue memang tanpa tali. Mulanya brogue terbuat dari sehelai kulit yang dirancang tanpa tali. Baru sejak abad ke-20 brogue beralih menggunakan tali, disertai tumit datar, dan variasi pola berlubang.

(Brogue, Geox Dublin/farfetch.com)

Beberapa ulasan menilai, brogue dan oxford adalah dua model sepatu yang sama. Jika dilihat dari bentuk, keduanya nyaris mirip. Pembeda paling mencolok di antara keduanya adalah variasi lubang yang menjadi identitas terkuat brogue. Meski kini oxford shoes sering dibuat berlubang, namun identitas tersebut sudah lebih dulu melekat sebagai ciri sepatu brogue.

Lubang-lubang pada brogue, berfungsi sebagai jalan keluar air ketika penggunanya dihadapkan pada medan basah. Seiring berjalannya waktu, pola berlubang yang ada bergeser sebatas penanda jika sepatu jenis ini memanglah brogue. Benar saja, dewasa ini istilah brogue lebih mengacu pada ukiran yang muncul pada sepatu. Hingga muncul varian campuran seperti; oxford brogue dan derby brogue.

Sebagai sepatu kerja, penggunaan brogue mampu memberi kesan klasik sempurna jika pintar memadukannya. Untuk pria, coba kombinasikan celana chino maupun katun berwarna klasik dengan sepatu jenis ini. Brogue yang terbuat dari kulit akan memancarkan kilatnya jika disemir. Pemaduan warna yang cerdas, memberikan nuansa mahal dan berkelas bagi penggunanya.

 

Derby Shoes

Model sepatu derby nyaris mirip dengan oxford. Kesamaan paling mencolok karena keduanya sama-sama dirancang bertali. Ciri utama derby shoes terletak pada lapisan yang dijahit di bagian luar depannya. Selain itu model sepatu formal bagi pria ini, memberi tampilan berbeda dibanding sepatu lainnya. Keunikannya adalah tali sepatu yang menghubungkan kedua bagian sisi atas sepatu.

(Derby, Church's/farfetch.com)

Derby merupakan model sepatu yang memiliki metode konstruksi upper yang sering disebut sebagai open lacing. Hal inilah yang membuatnya berbeda dengan model sepatu oxford. Desain sepatu oxford adalah kebalikan dari derby, di mana model tersebut menggunakan closed lacing. Karakter open lacing pada derby jelas terlihat di seperempat bagian atas sepatu.

Beberapa ciri khusus dari derby shoes membuatnya menjadi model sepatu yang lebih kokoh dan kasual. Selain itu derby shoes menyisakan ruang untuk punggung kaki yang lebih banyak dibandingkan sepatu jenis oxford. Oleh karenanya, sepatu model ini cocok dikenakan bagi sobat yang berada pada kondisi high instep, atau punggung kaki yang lebih tinggi.

Desain open lacing pada derby memberi keleluasaan bagi sobat untuk melonggarkan atau mengencangkan tali sepatu. Bagi sobat yang memiliki mobilitas padat, model ini memberikan efek luar biasa dalam efektivitas waktu. Dan yang paling penting, selama kita pandai memadankan mode dan gaya, derby shoes akan selalu cocok disandingkan dengan pakaian kasual.

 

Oxford Shoes

Beberapa kali oxford shoes disentuh pada dua pembahasan di awal. Hal yang wajar karena dibandingkan dengan dua sepatu lainnya, oxford shoes berusia lebih tua dibandingkan keduanya. Sepatu oxford tergolong sepatu klasik yang sudah sedari awal dirancang bertali. Konon model sepatu oxford telah ada sejak abad ke-17 dan berkembang di dataran Inggris.

(Oxford, Ferragamo/farfetch.com)

Seperti yang kalian duga, adakah kesamaan antara sepatu oxford dengan Oxford University? Jawabannya, berkaitan erat. Sepatu yang mulanya berupa boots bertali ini, memang pertama dikenalkan sebagai sepatu yang akan dikenakan para mahasiswa di Oxford University. Sekarang, gimana rasanya, ketika satu penasaran dalam hidup, telah ditemukan jawabannya?

Selain tergolong sepatu klasik berusia tua, oxford tak pernah sekalipun melepas identitas talinya. Perubahan muncul tatkala konsep boots berubah menjadi potongan yang lebih rendah. Sejak abad ke-20 sepatu oxford mulai menanggalkan konsep boots-nya. Oxford yang kini dikenal, adalah sepatu sol datar yang lebih ramah kepada seluruh lapisan usia dan gender.

Banyak model sepatu yang terinspirasi model oxford shoes. Dua yang kentara adalah brogue dan derby. Dilihat dari desainnya, oxford dan brogue nampak tidak terlalu berbeda. Bahkan brogue yang mulanya tak bertali, kini memiliki kesamaan dengan oxford. Maka wajar jika menasbihkan oxford sebagai salah satu pelopor sepatu klasik, yang sedari awal tercipta dengan tali.

 

Spectator Shoes

Jika tiga sepatu sebelumnya tumbuh di Britania, lain halnya dengan sepatu yang sekarang kami bahas. Spectator shoes merupakan model sepatu yang lebih dulu populer di Amerika pada tahun 1920-an. Tak sedikit orang yang menggemari spectator shoes. Perpaduan dua warna ciamik, mendorong setiap orang meminati sepatu yang mencapai kepopulerannya di tahun 1960-an.

(Spectator, Thom Browne/farfetch.com)

Muncul di Amerika bukan artinya spectator shoes tak menjangkau dataran Inggris. Di negeri Ratu Elizabeth, spectator shoes dikenal dengan sebutan co-respondent shoes. Ada beberapa versi yang menjelaskan sejarah sepatu ini di Britania. Salah satu yang menarik, co-respondent shoes sering digunakan golongan dandies di Inggris, untuk menggoda para wanita pujaannya.

Selain dipakai untuk menggoda wanita, ada pula versi yang menerangkan jika co-respondent shoes sering digunakan pria Inggris klasik yang gemar menonton pertandingan olahraga. Ada benarnya juga sih. Mirip dengan makna “spectator” yang berarti penonton. Yang pasti, dengan paduan dua warna kontras, siapa pun yang mengenakan sepatu ini, akan mencolok secara visual.

Penerapan warna pada spectator shoes selalu dibangun dari dua warna bersebrangan. Warna gelap lebih identik dengan wilayah jari dan tumit kaki. Sedangkan bagian atas dan sisanya, akan diisi oleh warna terang maupun yang kontras dengan bagian jari dan tumit. Bagi sobat yang memiliki rasa percaya diri tinggi, gunakanlah model sepatu ini ketika sedang beraktivitas di kantor. (red/RS)


Penulis & Editor: Rizki Sanjaya

Dimuat di Bandung Creative Hub Zine Volume 37