Mendengar
nama Leuwi Panjang mungkin kita akan teringat pada sebuah
terminal yang berada di daerah tengah Kota Bandung.
Sebenarnya
bukan hanya terminal saja yang ada di daerah tersebut, melainkan banyak
terdapat makna yang terkandung atau terdapat dalam kedua kata Leuwi dan Panjang,
dan hal itu perlu kita ungkap.
Kata Leuwi dalam
bahasa Sunda memiliki arti bagian sungai yang dalam atau ujung sungai,
dan Panjang yang memiliki artian panjang.
Mungkin
dari penjelasan diatas orang banyak pun bisa menilai apa arti dari Leuwi
Panjang.
Tapi
sekarang nyatanya keindahan atau sisa-sisa dari Leuwi Panjang hanya
tersisa sedikit saja. Sekarang daerah Leuwi Panjang lebih
dikenal dengan terminalnya. Betapa tidak? Setiap bus atau mungkin kendaraan
mobil 3/4 mayoritas singgah di terminal Leuwi Panjang untuk menarik penumpang
atau sekedar transit menurunkan penumpang. Bukan hanya terminalnya, Leuwi
Panjang juga terkenal karena terdapat banyak sentra jajanan oleh oleh Kota
Bandung sepanjang jalannya.
Sedangkan
yang tersisa dari artian Leuwi Panjang mungkin hanya tersisa
sedikit saja, itu bisa dilihat dari lebar Leuwi di area tengah JL.Leuwi Panjang
yang tersisa tinggal sedikit, dan bahkan keindahannya pun sudah tidak bisa kita
rasakan. Hal ini berkaitan dengan kejernihan Leuwi tersebut, sekarang Leuwi
tersebut hanya bagian kecil dari ratusan selokan yang ada di wilayah Kota
Bandung, dan tergolong kotor.
Perlu
dikaji lebih dalam mengenai asal muasal nama Leuwi Panjang, diperlukan
narasumber atau sesepuh dari daerah tersebut untuk mengklarifikasi arti dan
makna dari Leuwi Panjang yang sebenarnya.
Kita
sebagai warga Bandung tentunya heran atas asal muasal nama jalan atau daerah
tersebut. Mungkin orang seperti saya yang masih tergolong remaja akan
bertanya-tanya tentang hal ini, bahkan belum tentu kedua orang tua saya pun
dapat menjawabnya. Tetapi kita sebagai orang sunda khususnya orang Bandung
patut bangga atas daerah-daerah yang berada di sekitar kita, masih banyaknya
hal atau asal daerah yang belum terungkap, dan itu semua menjadi pekerjaan rumah
kita, apakah kita mau mengungkapnya atau malah memberikan peluang ini kepada
bangsa asing seperti yang sudah sudah?
Tetapi
kita dapat berujar, setidaknya "Leuwi Panjang Bukan Khayalan".
Jatinangor, Senin, 26
November 2012
Rizki Sanjaya (Mahasiswa Sastra
Sunda Unpad)