23 January 2023

Memorabilia Petualangan Sherina (2000): Bocah Feminis, Konflik Lahan, dan Penuh Musikal


Sekitar semingguan lalu, Instagram @filmpetualangansherina merilis sebuah reels berdurasi singkat 10 detik. Video dengan musik Simple Plan – I’m Just a Kid ini, memperlihatkan dua tokoh utama di film Petualangan Sherina (2000). Ajaib, meski telah lewat dua dekade lebih, sosok Sherina dan Sadam terlalu memorabilia untuk dilupakan. Tak tanggung, publik merespons dengan 2,5 juta kali tonton!

Di awal milenium baru, penonton silih bergantian memasuki teater bioskop. Semua bersama sekeluarga, menyambut ditayangkannya Petualangan Sherina (2000) yang dirilis berdekatan dengan liburan sekolah. Dari lisan dan pemberitaan kisahnya tersebar. Setelah usai masa tayang, kasetnya pun laris di pasaran. Setelah vakum cukup lama, ranah perfilman dalam negeri kembali bergeliat.

Film yang dibintangi mantan dua penyanyi cilik ini bergenre komedi musikal. Persaingan Sherina dan Sadam yang kekanak-kanakan, tak jarang membuat penonton tergelitik. Sherina Munaf (Sherina) adalah penyanyi cilik populer saat itu. Sedangkan Derby Romero (Sadam) baru menyusul dua tahun berselang. Bakat Sherina dalam menyanyi, membuat adegan semakin nampak natural.

Sekilas Petualangan Sherina nampak seperti film keluarga umumnya. Akan tetapi, jika diselisik lebih dalam, terdapat beberapa konflik serius yang membuatnya layak diamati. Kelihaian Jujur Prananto dalam menulis cerita, ditambah kecermatan Riri Riza dan Mira Lesmana meramunya, membuat Petualangan Sherina menyimpan banyak hal yang menjadikannya lebih dari sekadar film keluarga.

 

Bocah Feminis

                Sherina kecil nampak feminis dalam film berdurasi 114 menit ini. Dari penggambaran karakternya, mencirikan jika perempuan berhak lantang menentang kesewenang-wenangan. Hal ini dibuktikan dengan keberanian Sherina melawan dominansi Sadam dan kawannya yang sering bersikap jahil di sekolah. Keberanian yang Sherina lakukan memberi inspirasi bagi temannya yang lain.

                Sebelum berlomba ke Bosscha, Sherina sibuk mempersiapkan segala persiapannya secara mandiri. Sadam berkelakar: “Mau ke mana? Emang mau kemping?”. Merasa disepelekan, Sherina menjawab, “Nggak ada salahnya menghadapi segala kemungkinan, toh!”. Padahal kita pun tahu, semua perlengkapan yang Sadam bawa, adalah perbekalan yang sepenuhnya disiapkan sang ibu.

                Adegan menjadi tegang ketika Sadam diculik orang jahat. Sherina yang terpisah, sempat menganggap dirinya tersesat. Di perjalanan mencari Sadam, situasi membawa Sherina kepada seorang penculik. Melihat anak perempuan sendirian, penculik berniat membawa Sherina juga. Namun berkat kecerdikannya, Sherina berhasil kabur. Dia pun menyusup ke bagasi mobil untuk menolong Sadam.

                Kelengahan penculik memihak Sherina dan Sadam untuk kabur ke Bosscha. Di tengah pelarian, situasi mendadak tak karuan ketika Sadam kambuh rasa sakitnya karena kedinginan. Di saat Sadam tak berdaya, Sherina berjuang sendirian menghadapi para penculik. Berkat petunjuk Sadam, Sherina akhirnya sembunyi di mobil yang membawa sayur, menuju rumah Ardiwilaga.

 

Konflik Lahan

                Hal menarik lainnya pada Petualangan Sherina (2000) adalah konflik lahan yang melibatkan keluarga Ardiwilaga selaku pemilik perkebunan di Lembang, dengan Kertarajasa seorang konglomerat pemilik proyek The Millennium Pasundan Valley. Meski mata lebih tertuju pada kisah Sherina dan Sadam, namun konflik inilah yang menjadi poros utama di film Petualangan Sherina.

Berbagai cara dilakukan Kertarajasa untuk membuat keluarga Ardiwilaga goyah. Perkebunan yang turut memberi mata pencaharian bagi warga sekitar, terus diganggu dengan berbagai cara. Mulai dari pencabutan akar tanaman, penyebaran hama tikus, hingga tanah yang dibuat mengering. Untuk menanggulangi hal ini, Ardiwilaga meminta bantuan ayah Sherina yang juga Insinyur Pertanian.

                Merusak kebun saja tak cukup bagi Kertarajasa. Agar semakin menekan, Kertarajasa menerjunkan sekelompok penculik yang dipimpin oleh Raden. Ketika penculik berhasil menangkap Sadam, mereka lalu meminta uang tebusan 3 miliar Rupiah. Saat kondisi genting, Natasya muncul kembali, setelah berkali-kali gagal membujuk keluarga Ardiwilaga menjual tanah perkebunannya.

                Konflik lahan antara keluarga Ardiwilaga dengan Kertarajasa sebetulnya bukan hal langka di kehidupan kita. Bisa jadi film Petualangan Sherina memberi stimulus kepada pemilik lahan, untuk terus mempertahankan apa yang mereka punya sekuatnya. Menjaga sumber daya tanah dan air yang dianugerahkan kepada kita, merupakan wujud konkret dari rasa cinta terhadap tanah air.

 

Penuh Musikal

                Tak kurang delapan judul lagu mengiringi durasi 114 menit film Petualangan Sherina. Sesuai dengan genrenya, Petualangan Sherina kaya akan sajian musik. Delapan lagu yang muncul pada Petualangan Sherina adalah “Menikmati Hari”, “Lihatlah Lebih Dekat”, “Jagoan”, “Anak Mami”, “Bintang-Bintang”, “Kertarajasa”, “Persahabatan”, dan terakhir Theme Song “Petualangan Sherina”.

                Sepanjang film berlangsung, para penonton terbawa pada suasana ikut bernyanyi. Kemahiran seorang Elfa Secioria dalam membuat lagu dan aransemen musik, berpadu dengan kelihaian Mira Lesmana mengemas lirik. Dua nama tersebut dilengkapi oleh Sherina Munaf selaku penyanyi, serta Triawan Munaf sebagai produser. Keempatnya bak kuartet tak terpisahkan pada sajian lagu yang ada.

                Hampir seluruh lagu melibatkan empat nama di atas. Di luar itu, Sherina hanya sekali absen pada lagu berjudul “Kertarajasa”. Wajar, karena pengisi lagu “Kertarajasa” wajib diisi oleh seorang pria. Djaduk Ferianto, pemeran Kertarajasa, yang akhirnya mengisi vokal. Djaduk bernyanyi sambil memerankan adegan Kertarajasa yang sedang memperlihatkan keangkuhan.

                Ada tiga nama yang belum disebut. Pertama adalah Vera Syl, penulis lirik Theme Song “Petualangan Sherina” bersama Mira Lesmana. Kemudian ada Uci Nurul yang turut mengisi vokal pada lagu “Lihatlah Lebih Dekat” bersama Sherina Munaf. Dan terakhir ada Rodo L.M.S yang menjadi pengisi vokal di lagu berjudul “Jagoan” bersama Sherina Munaf.

 

Petualangan Sherina 2

                Sempat mengalami penundaan selama dua tahun, lanjutan sekuel Petualangan Sherina (2000) direncanakan tayang di layar lebar pada tahun 2023. Layak dinantikan bakal seperti apa Riri Riza dan Mira Lesmana mengemas Petualangan Sherina 2. Yang pasti, dirilisnya film ini, dapat menjadi sarana nostalgia para keluarga yang sempat menyaksikan film sebelumnya 22 tahun silam.

                Ada beberapa faktor yang membuat Petualangan Sherina 2 layak dinantikan. Dimulai dari Sherina dan Sadam yang kembali muncul sebagai figur utama. Lalu, pemilihan hutan tropis Kalimantan Tengah sebagai latar film, setelah sebelumnya lanskap perkebunan Lembang. Hingga perubahan genre film dari sebelumnya komedi musikal, menjadi musikal aksi dan drama komedi.

                Bisa jadi Petualangan Sherina 2 dirilis bulan Juni 2023, bulan yang sama ketika Petualangan Sherina (2000) dirilis. Pemilihan waktu ini hemat saya sangat potensial. Bulan Juni adalah momen di mana anak-anak liburan sekolah. Setidaknya jika benar Petualangan Sherina 2 dirilis Juni, para orang tua dapat memanfaatkannya sebagai sarana berkumpul keluarga yang berkualitas.

No comments:

Post a Comment