Sepakbola adalah
cabang olahraga yang menggunakan bola yang terbuat dari bahan kulit dan
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang pemain inti
dan sebagai cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh
lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling
populer di dunia. Sepakbola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya
dengan menggunakan bola ke gawang lawan. Sepakbola dimainkan dalam lapangan
yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Sejarah
olahraga ini dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di Cina. Di masa
Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke
jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari.
Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai
abad ke-16.
Sepakbola
modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa
kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan
sehingga akhirna Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun
1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan
sepakbola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepakbola
menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepakbola
modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub
berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan
itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepakbola (soccer).
Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepakbola.
Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan
tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi
sepakbola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi
dimainkan di berbagai negara.
Federation International Football Association atau yang sering
disingkat FIFA ini merupakan induk dari sepakbola dunia. Semua kompetisi resmi
dari sebuah negara, entah itu amatir hingga kelas profesional ada di bawah
naungannya. Sebuah badan yang mengawasi dan menjadi tempat pengaduan apabila
ada kejanggalan dalam sebuah liga di negara tertentu.
Sepakbola, olahraga
yang dimainkan di sebuah lapangan yang memiliki diameter kurang lebih 110 x 60
meter ini, dalam kenyataannya telah menjelma menjadi olah raga yang paling
populer dan digemari oleh seluruh warga di dunia. Entah itu laki-laki atau
perempuan, tua atau muda, hampir seluruh orang di dunia ini menyukai olah raga
satu ini. Tidak sedikit orang yang melampiaskan kecintaannya ini dengan hal
yang cenderung tidak dibenarkan dalam kehidupan ini. Yaitu rasisme. Rasisme
adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan
biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau
individu, bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk
mengatur ras yang lainnya. Saat ini rasisme dalam sepakbola semakin terasa
adanya, terlebih hal tersebut telah menjadi sorotan dunia luas ini. Para
wartawan olah raga banyak yang mencari bahan seperti rasisme untuk menjual
berita yang dimuatnya. Bahkan hal seperti ini malah menjadi sebuah berita yang
sudah pasti akan laku di pasaran.
Di Afrika sana tempat berkumpulnya ras kulit hitam, tentu tidak terlalu menjadi
sorotan. Tetapi berbeda ketika seorang pemain sepakbola yang berasal dari benua
Afrika dan kebetulan berkulit hitam, sering menjadi bahan cemoohan pendukung
kesebelasan negara lain. Tidak hanya level negara, cemoohan paling parah
biasanya dapat menimpa seorang pesepakbola asal klub-klub lokal di negara tempat
ia bermain. Benua Eropa menjadi benua yang paling banyak melakukan tindakan
rasisme. Benua yang mayoritas memiliki warga berkulit putih ini seakan-akan
menjadi tempat yang paling keras dalam hal rasisme. Dilatarbelakangi oleh
perseteruan hebat di dalamnya, terutama dalam level klub-klub lokal di
dalamnya, gesekan yang ditimbulkan antara pendukung kesebelasan yang satu
terhadap lainnya, akan berimbas juga terhadap pemain. Tak jarang ketika
berlangsungnya sebuah pertandingan, para pendukung kesebelasan melakukan
siulan-siulan bernada cemoohan bagi para pemain kulit hitam, terutama pada saat
mereka sedang menggiring bola. Bukan hanya siulan, yang paling parah tentu saja
para pendukung kesebelasan lawan banyak pula yang menirukan gerakan menyerupai
simpanse sebagai bentuk cemoohan terhadap para pemain berkulit hitam. Selain
menyerupai gerakan simpanse, ada pula yang melakukan lemparan ke dalam lapangan
yang diaplikasikan dalam bentuk buah pisang sebagai bentuk rasisme yang
dimaksudkan pisang tersebut adalah makanan favorit seekor simpanse.
Di sebuah wilayah negara Inggris, tepatnya Kota Birmingham ada
sebuah firm dari klub Birmingham City dan Aston Villa yang dikomandoi oleh
orang-orang berkulit hitam. Ejekan dari pendukung lawan sering juga ditujukan
terhadap para pendukung dari dua kesebelasan tersebut, di luar dari kebiasaan
mencemooh para pemain lawan.
Di Eropa
sana, bentuk rasisme sudah sangat parah. Bahkan bisa merujuk pada kubu-kubu
pemeluk agama yang berbeda. Di Skotlandia misalnya, dua klub terbesar di negara
tersebut yang terletak di Kota Glasgow yang terbagi menjadi dua kubu yang
terbesar yaitu kubu dari Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers. Dua tim yang
mendominasi Kota Glasgow bahkan bisa dikatakan merajai Skotlandia ini merupakan
tim dengan tingkat permusuhan yang tinggi. Pertandingan yang mempertemukan
keduanya sering disebut old
firm derby. Salah satu yang menjadi alasan mengapa sering terjadi
pertikaian di dalamnya adalah politik dan pertikaian antara Katolik dan
Protestan di Irlandia Utara.
Pendukung
Katolik kebanyakan ada di pihak Celtic, sedangkan mereka yang
beragama Protestan ada di pihak Rangers. Konflik ini berawal dari Irlandia.
Irlandia Utara, sebuah wilayah di utara Republik Irlandia pada awalnya beragama
Katolik. Hingga akhirnya sekitar tahun 1600-an tentara Inggris mendarat di
ujung utara negara tersebut dan menyita tanah para petani dan
membagi-bagikannya untuk para pendatang dari Inggris yang mayoritas menganut
protestan. Dari sejak awal inilah, kebencian pada Inggris, kerajaan Inggris,
tentaranya, dan agamanya berawal.
Kaum Protestan kemudian menjadi mayoritas di Irlandia Utara dan memihak
penguasaan Inggris atas Irlandia Utara. Di pihak lain, Katolik yang menjadi
minoritas menolak segala bentuk penjajahan dan ingin terbebas dari pengaruh
Inggris Raya, sehingga mereka bergabung dengan Republik Irlandia sebelah
selatan.
Jadinya,
aneh sekali. Meski ini sebuah liga Skotlandia, tapi jarang sekali bendera
Skotlandia berkibar. Kubu Celtics mengacungkan bendera tiga warna mereka.
Rangers mengibarkan bendera Union Inggris, mewakili kiblat orientasi politik
mereka.
Selain kisah
di atas, di Inggris pun, banyak kelompok menyatakan bahwa mereka anti-Islam.
Salah satunya menamakan kelompok mereka English
Defence League, atau yang dikenal sebagai gerakan bawah tanah yang secara
nyata menyatakan bahwa mereka anti-Islam. Kebanyakan dari mereka adalah kaum
fasis, gerakan sayap kanan yang berfokus pada perlawanan terhadap apa yang
dianggap sebagai penyebaran Islamisme dan Syariah Islam di Inggris. Aksi yang
mereka jalankan selain demonstrasi ada juga yang dilakukan di stadion-stadion
sepakbola di Inggris. Meski tidak semua pendukung di Inggris tergabung dalam English
Defence League, ada juga pihak yang kontra dengan mereka, terutama
mereka yang menyatakan menolak fasis. Demo-demo seperti unite
against fascism pun banyak terjadi di Inggris.
Sepakbola
penuh dengan muatan politik, terutama yang berhubungan dengan gerakan
sayap kanan dan kiri. Banyak pihak yang memanfaatkannya, dan juga yang
mengambil garis aliran firm-firm mereka. Di Italia sana sangat jelas bagaimana
para pendukung AC Milan yang ada di pihak kanan dan pro-pemerintahan, bertolak
belakang dengan para pendukung Inter Milan yang kebanyakan anti pemerintahan
sehingga memilih gerakan kiri. Sehingga sering dibunyikan nada-nada keras dan
cemoohan yang ditujukan kepada rival lawan tanding, hingga kemungkinan terjadi
bentrokan sangat tinggi.
Dalam hal
rasisme, mungkin negara-negara pecahan Uni Soviet menjadi juaranya. Karena
dalam satu negara saja sering terbagi menjadi dua golongan, ada yang pro-Eropa
dan ada yang tetap pron-Uni Soviet. Sehingga berimbas pada perkataan-perkataan
rasis yang ditujukan pada golongan tertentu.
Pada saat
ini terutama dengan semakin majunya media elektronik, tentu kita bisa
memantau hal-hal yang berbau rasisme. Saat ini FIFA sering mengajak kita untuk
bergabung bersama gerakan anti rasis. Tagline seperti Unite
Against Racism, dan Respect menjadi
andalan dari FIFA untuk bersama bergabung bersama gerakan anti-rasis.
DAFTAR PUSTAKA
Melalui. http://en.wikipedia.org/wiki/English_Defence_League. diakses
Jumat, 24 Oktober 2014.
Melalui. http://gilabola.com/derby-paling-berdarah-celtics-vs-rangers/. diakses
Jumat, 24 Oktober 2014.
Melalui. https://id.wikipedia.org/wiki/Rasisme.
diakses Jumat, 24 Oktober 2014.
Melalui. https://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola.
diakses Jumat, 24 Oktober 2014.
Rizki Sanjaya, Sastra Sunda Unpad.
No comments:
Post a Comment