Memasuki waktu petang di hari rabu ini, gejolak lini
masa dihebohkan oleh pemberitaan dua rekrutan baru Persib untuk kompetisi musim
2019. Saking mengharuskannya fokus pada hal tersebut, tumpukan berkas di kantor
tak lagi bermakna karena mau tak mau hal yang sedang ramai diperbincangkan ini berkaitan
langsung dengan gairah hidup warga Bandung keseluruhan.
Dua rekrutan yang disajikan mendapat dua pandangan dan
sambutan yang berbeda. Karena tanpa disetir pun, bobotoh sudah punya standar
tersendiri pemain seperti apa yang berhak mengenakan seragam biru tua dengan
dua bintang di dada kebanggaannya. Dua nama yang dimaksud adalah Esteban
Vizcarra dan Srdan Lopicic.
***
Esteban Gabriel Vizcarra pria kelahiran Argentina 32
tahun lalu ini sudah hampir sepuluh tahun berkiprah di kompetisi sepakbola
Indonesia. Istilah asam-garam tentu padanan yang pas atas perjalanan karir yang
pernah ia rasakan. Termasuk hal yang pasti ia tak mungkin lupakan; ditolak oleh
klub yang kini meminangnya.
Medio 2010 saat ia belum merubah statusnya menjadi
WNI, Vizcarra memang pernah mengikuti seleksi di Persib. Saat itu nama Vizcarra
lebih memikat di hadapan pelatih Daniel Darko Janackovic dibanding nama Zah
Rahan yang saat itu sedang dalam performa terbaik. Bahkan atas keputusan Darko
juga lah bobotoh sempat mempertanyakan kredibilitas pelatih asing tersebut,
karena bukan hanya Zah Rahan yang ia tolak, namun pemain belakang sekaliber
Abanda Herman yang saat itu sedang bagus-bagusnya juga ia tolak mentah-mentah.
Ketakpercayaan publik Bandung terhadap Darko mulai
menemui puncaknya. Entah angin dari mana, gelaran Inter Island Cup 2010 yang
mempertemukan Persib di Grup B bersama Persiba Balikpapan dan tuan rumah
Sriwijaya FC seakan menjadi penghakiman bagi skuat yang akan mengarungi kompetisi
musim 2010/2011. Benar saja, Persib mengakhiri turnamen tersebut sebagai juru
kunci dengan total 3 poin. Hasil dari kemenangan 3-2 melawan Persiba Balikpapan
lalu dikalahkan 0-6 oleh Sriwijaya FC. Tak perlu diceritakan kisruh seperti apa
yang saat itu terjadi, namun seiring berakhirnya turnamen pra-musim tersebut,
berakhir juga lah kiprah Darko bersama Persib juga Vizcarra di dalamnya.
Nama Srdan Lopicic sendiri sudah sering penulis dengar
sejak beberapa tahun silam. Alih-alih mengenal pria kelahiran 35 tahun silam karena
permainannya, penulis lebih sering dibisingkan oleh komentar dari Rendra
Soedjono yang berlebihan pada setiap adegan yang tersaji di layar televisi. Bukan
malah tertarik, seringkali channel televisi sengaja dipindah guna mencari
tontonan lainnya.
Bukan faktor itu saja yang membuat penulis kurang
mengenal sosok Lopicic, yang sangat dirasakan, gairah menonton Liga Indonesia
harus diakui semakin menurun setiap tahunnya seiring prestasi timnas yang
stagnan, kualitas liga yang tidak semakin membaik, dan kontroversi-kontroversi
yang berkembang sekian tahun ini. Namun tetap saja, seacuh apapun terhadap
liga, semesta pasti memberitakan siapa saja yang bermain baik dan layak
diapresiasi. Namun maaf, nama Lopicic tidak semenonjol itu dalam pengamatan
penulis. Kalah jauh dibandingkan dengan Miljan Radovic seorang.
***
Sebagai bagian penutup, penulis tak mau berspekulasi
terlalu jauh terhadap dua rekrutan baru Persib tersebut. Biar waktu yang
menjawabnya. Penulis lebih senang menyimak kiprah manajemen yang dari tahun ke
tahun tak pernah belajar dari pengalaman sebelumnya.
Bukan sekali dua kali Persib gagal dalam hal
rekrutmen. Dari kasus membeli kucing dalam karung, all-in dari penawaran agen pemain, hingga selentingan-selentingan
pemain titipan yang berkembang di permukaan seakan tak pernah ada upaya
perbaikan untuk tahun-tahun yang akan datang.
Yang jelas, alih-alih memberi kejutan bagi para
penggemarnya, lagi-lagi komentar miring yang keluar dari mulut para
penggemarnya. Oh iya, kasus Victor Igbonefo itu bagaimana ceritanya ya?
Cukupkah hanya dengan ucapan maaf dan terima kasih? Kembali sisi keprofesionalan
manajemen dipertanyakan. Kalau memang mau dibilang klub maju, ya blak-blakan
saja terbuka ke media sistem kepindahannya bagaimana, apa keuntungannya, apa
kerugiannya. Toh tujuan kalian memegang Persib pun untuk dinikmati publik bukan?
Dimuat di Portal Berita, (1) Simamaung: Dunia Daring
Bobotoh Persib: simamaung.com/arena-bobotoh-vizcarra-lopicic-dan-sisi-profesionalisme-memilih-pemain/ dan (2) BolaBanget: https://bolabanget.id/preview/2025007/arena-bobotoh-vizcarra-lopicic-dan-sisi-profesionalisme-memilih-pemain
No comments:
Post a Comment