Beberapa volume yang lalu, kami berikan rekomendasi sepatu kasual bagi
wanita. Di kesempatan kali ini, kami akan membuat rekomendasi serupa bagi kaum
pria. Hal yang menjadi pembeda adalah fungsi sepatu yang akan kami ulas. Jika
untuk wanita kami rekomendasikan sepatu kasual. Maka untuk pria, kami
rekomendasikan sepatu yang cocok untuk aktivitas formal.
Total ada empat model sepatu yang akan kami bahas. Sedangkan kriteria
lainnya, sepatu yang akan kami bahas seluruhnya berbahan kulit, serta memiliki
tali pengikat. Meskipun yang akan kami ulas adalah sepatu formal, namun
beberapa sepatu di bawah ini, akan tetap cocok digunakan dalam beberapa momen
kasual tertentu. Mari nikmati ulasan berikut ini.
Brogue Shoes
Salah satu sepatu kerja berbahan kulit adalah brogue. Model ini berasal dari dataran Skotlandia dan Irlandia.
Meski kini identik sebagai sepatu kerja bertali, sejarah mengukir jika brogue memang tanpa tali. Mulanya brogue terbuat dari sehelai kulit yang
dirancang tanpa tali. Baru sejak abad ke-20 brogue
beralih menggunakan tali, disertai tumit datar, dan variasi pola berlubang.
Beberapa ulasan menilai, brogue
dan oxford adalah dua model sepatu
yang sama. Jika dilihat dari bentuk, keduanya nyaris mirip. Pembeda paling
mencolok di antara keduanya adalah variasi lubang yang menjadi identitas
terkuat brogue. Meski kini oxford shoes sering dibuat berlubang,
namun identitas tersebut sudah lebih dulu melekat sebagai ciri sepatu brogue.
Lubang-lubang pada brogue, berfungsi
sebagai jalan keluar air ketika penggunanya dihadapkan pada medan basah. Seiring
berjalannya waktu, pola berlubang yang ada bergeser sebatas penanda jika sepatu
jenis ini memanglah brogue. Benar
saja, dewasa ini istilah brogue lebih
mengacu pada ukiran yang muncul pada sepatu. Hingga muncul varian campuran
seperti; oxford brogue dan derby brogue.
Sebagai sepatu kerja, penggunaan brogue
mampu memberi kesan klasik sempurna jika pintar memadukannya. Untuk pria, coba
kombinasikan celana chino maupun katun
berwarna klasik dengan sepatu jenis ini. Brogue
yang terbuat dari kulit akan memancarkan kilatnya jika disemir. Pemaduan warna
yang cerdas, memberikan nuansa mahal dan berkelas bagi penggunanya.
Derby Shoes
Model sepatu derby nyaris
mirip dengan oxford. Kesamaan paling
mencolok karena keduanya sama-sama dirancang bertali. Ciri utama derby shoes terletak pada lapisan yang
dijahit di bagian luar depannya. Selain itu model sepatu formal bagi pria ini, memberi
tampilan berbeda dibanding sepatu lainnya. Keunikannya adalah tali sepatu yang
menghubungkan kedua bagian sisi atas sepatu.
Derby merupakan model sepatu yang memiliki metode konstruksi upper yang sering disebut sebagai open lacing. Hal inilah yang membuatnya
berbeda dengan model sepatu oxford. Desain
sepatu oxford adalah kebalikan dari derby, di mana model tersebut
menggunakan closed lacing. Karakter open lacing pada derby jelas terlihat di seperempat bagian atas sepatu.
Beberapa ciri khusus dari derby
shoes membuatnya menjadi model sepatu
yang lebih kokoh dan kasual. Selain itu derby
shoes menyisakan ruang untuk punggung
kaki yang lebih banyak dibandingkan sepatu jenis oxford. Oleh karenanya, sepatu model ini cocok dikenakan bagi sobat
yang berada pada kondisi high instep,
atau punggung kaki yang lebih tinggi.
Desain open lacing pada derby memberi keleluasaan bagi sobat untuk
melonggarkan atau mengencangkan tali sepatu. Bagi sobat yang memiliki mobilitas
padat, model ini memberikan efek luar biasa dalam efektivitas waktu. Dan yang
paling penting, selama kita pandai memadankan mode dan gaya, derby shoes akan selalu cocok
disandingkan dengan pakaian kasual.
Oxford Shoes
Beberapa kali oxford shoes disentuh pada dua pembahasan di
awal. Hal yang wajar karena dibandingkan dengan dua sepatu lainnya, oxford shoes berusia lebih tua dibandingkan keduanya. Sepatu oxford tergolong sepatu klasik yang sudah
sedari awal dirancang bertali. Konon model sepatu oxford telah ada sejak abad ke-17 dan berkembang di dataran
Inggris.
Seperti yang kalian duga, adakah kesamaan antara sepatu oxford dengan Oxford University? Jawabannya, berkaitan erat. Sepatu yang mulanya
berupa boots bertali ini, memang
pertama dikenalkan sebagai sepatu yang akan dikenakan para mahasiswa di Oxford University. Sekarang, gimana
rasanya, ketika satu penasaran dalam hidup, telah ditemukan jawabannya?
Selain tergolong sepatu klasik berusia tua, oxford tak pernah sekalipun melepas identitas talinya. Perubahan
muncul tatkala konsep boots berubah
menjadi potongan yang lebih rendah. Sejak abad ke-20 sepatu oxford mulai menanggalkan konsep boots-nya. Oxford yang kini dikenal, adalah sepatu sol datar yang lebih ramah
kepada seluruh lapisan usia dan gender.
Banyak model sepatu yang terinspirasi model oxford shoes. Dua yang kentara adalah brogue dan derby. Dilihat
dari desainnya, oxford dan brogue nampak tidak terlalu berbeda.
Bahkan brogue yang mulanya tak
bertali, kini memiliki kesamaan dengan oxford.
Maka wajar jika menasbihkan oxford
sebagai salah satu pelopor sepatu klasik, yang sedari awal tercipta dengan
tali.
Spectator Shoes
Jika tiga sepatu sebelumnya tumbuh di
Britania, lain halnya dengan sepatu yang sekarang kami bahas. Spectator shoes merupakan model sepatu
yang lebih dulu populer di Amerika pada tahun 1920-an. Tak sedikit orang yang
menggemari spectator shoes. Perpaduan
dua warna ciamik, mendorong setiap orang meminati sepatu yang mencapai
kepopulerannya di tahun 1960-an.
Muncul di Amerika bukan artinya spectator shoes tak menjangkau dataran Inggris.
Di negeri Ratu Elizabeth, spectator shoes
dikenal dengan sebutan co-respondent
shoes. Ada beberapa versi yang menjelaskan sejarah sepatu ini di Britania. Salah
satu yang menarik, co-respondent shoes
sering digunakan golongan dandies di
Inggris, untuk menggoda para wanita pujaannya.
Selain dipakai untuk menggoda wanita,
ada pula versi yang menerangkan jika co-respondent
shoes sering digunakan pria Inggris klasik yang gemar menonton pertandingan
olahraga. Ada benarnya juga sih. Mirip dengan makna “spectator” yang berarti penonton. Yang pasti, dengan paduan dua
warna kontras, siapa pun yang mengenakan sepatu ini, akan mencolok secara
visual.
Penerapan warna pada spectator shoes selalu dibangun dari dua
warna bersebrangan. Warna gelap lebih identik dengan wilayah jari dan tumit
kaki. Sedangkan bagian atas dan sisanya, akan diisi oleh warna terang maupun
yang kontras dengan bagian jari dan tumit. Bagi sobat yang memiliki rasa
percaya diri tinggi, gunakanlah model sepatu ini ketika sedang beraktivitas di
kantor. (red/RS)
Penulis & Editor: Rizki Sanjaya
Dimuat di Bandung Creative Hub Zine Volume 37
No comments:
Post a Comment