MAKNA HUBUNGAN
ANTARUNSUR DALAM FRASE
SINTAKSIS
Banyak ahli yang telah mengemukakan penjelasan
ataupun batasan sintaksis. Ada yang mengatakan bahwa “Sintaksis adalah telaah
mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabungkan kata menjadi
kalimat” (Stryker, 1969:21). Ada pula yang menekankan bahwa “analisis mengenai
konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas disebut
sintaksis” (Bloch and Trager, 1942:71), dan ada lagi yang mengatakan bahwa
“sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan
kalimat” (Ramlan, 1976:57).
Chomsky pernah mengatakan bahwa “sintaksis adalah
telaah mengenai prinsip-prinsip dan proses-proses yang dipergunakan untuk
membangun kalimat-kalimat dalam bahasa-bahasa tertentu” (Chomsky, 1957:11).
Selanjutnya Palmatier mengatakan bahwa “sintaksis merupakan komponen tata
bahasa transformasi, yang menurunkan ikhtisar atau abstraksi yang mendasari
penanda-penanda frase dengan bantuan kaidah-kaidah struktur frase, dan penanda-penanda
frase turunan akhir dengan bantuan kaidah transformasi” (Palmatier, 1927:117).
Bahkan Chomsky kemudian menambahkan bahwa “sintaksis merupakan sistem dasar
yang menurunkan struktur-struktur dan merupakan suatu sistem
transformasi-transformasi yang memetakan struktur-struktur dalam menjadi
struktur-struktur permukaan.
Berdasarkan keterangan-keterangan dan
batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa “sintaksis adalah salah satu
cabang dari tata bahasa yang menelaah struktur-struktur kalimat, klausa, dan
frase”.
FRASE
Frase adalah kelompok kata yang tidak mengandung
predikat dan belum membentuk klausa atau kalimat. Membentuk frase bukanlah asal
menyandingkan sederet kata yang tidak menghasilkan kesatuan makna, melainkan
harus yang membentuk makna baru. Frase adalah kelompok kata yang tidak melebihi
batas fungsi. Pengertian ini digunakan untuk membedakan frase dengan kalimat.
Walapun merupakan kelompok kata, frase tidak mengandung fungsi subjek,
predikat, ataupun fungsi-fungsi lainnya.
Frase adalah satuan linguistik yang secara potensial
merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa
(Cook, 1971:91; Elson dan Pickett: 73) atau yang tidak melampaui batas subjek
atau predikat (Ramlan, 1976: 50). Frase adalah unsur sintaksis yang terdiri
atas dua unsur atau lebih yang tidak predikatif. Predikatif ini untuk
membedakan frase dari klausa, sebab
klausa termasuk unsur sintaksis, terdiri dari dua unsur atau lebih yang
predikatif (memiliki predikat di antara unsurnya). Frase termasuk unsur yang
membentuk klausa.
Frase berdasarkan distribusinya terbagi atas frase
endosentris dan eksosentris. Dikatakan endosentris bila distribusi frase itu
sama dengan distribusi komponennya baik kedua-duanya atau salah satunya. Frase
endosentris terbagi lagi atas: frase endosentris koordinatif, frase endosentris
atributif, frase endosentris apositif. Sedangkan frase eksosentris adalah frase
yang distribusi frase itu tidak sama dengan distribusi komponennya sama sekali.
Hubungan antar unsur-unsur frase itu menentukan
makna antarunsurnya, Pertemuan unsur-unsur dalam suatu frase menimbulkan
hubungan makna. Hubungan makna antar unsur-unsur dalam frase diantaranya:
1.
Frase Nomina:
·
Barang Jumlah
Frase barang jumlah
adalah frase barang yang bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan
jumlah. Frase barang ini dibangun oleh Kecap Barang dan Kecap Barang yang beda
referensinya. Diantara dua kecap benda tersebut biasa disisipkan kata jeung atau katut.
·
Barang Pamilih-1
Frase barang pamilih
adalah frase barang yang bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan pamilih. Frase ini dibangun oleh dua
Kecap Barang serta dia antara dua Kecap Barang tersebut disisipkan kata atawa.
·
Barang Pamilih-2
Frase barang ini
dibangun oleh dua Kecap Barang yang berbeda referensinya, yang masing-masing
didahului kata boh, yang menjelaskan
bahwa kedua Kecap Barang itu disatugolongkan.
·
Barang Sasaruaan
Frase barang sasaruaan adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan sasaruaan. Frase ini dibangun oleh Kecap Barang-1 dan Kecap
Barang-2 yang menunjukkan referensi yang sama.
·
Barang Pangjéntré
Frase barang pangjéntré adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan pangjéntré. Frase ini dibangun oleh Kecap Barang dan Kecap Pagawéan atau Kecap Sipat, Kecap Bilangan,
ataupun Preposisi.
·
Barang Milik-1
Frase barang milik adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan milik. Frase ini dibangun oleh Kecap Barang dan Kecap Barang, Kecap
Sulur, atau Kecap Pananya.
·
Barang Milik-2
Frase ini dibangun oleh partikel nu, yang bisa diganti oleh kata bogana, dan Kecap Barang, Kecap Sulur,
Kecap Panambah.
·
Barang Tujuan
Frase barang tujuan adalah frase barang yang bertalian
arti dengan antarunsurnya menunjukkan tujuan, guna, atau manfaat. Frase ini
dibangun oleh Kecap Barang dan Kecap Barang atau Kecap Pagawéan.
·
Barang Bahan
Frase barang bahan adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan bahan. Frase ini dibangun oleh
Kecap Barang dan Kecap Barang. Antara Kecap Barang pertama dan Kecap Barang
kedua bisa disisipkan kata tina.
·
Barang Asal
Frase barang asal adalah frase barang yang bertalian
arti dengan antarunsurnya menunjukkan asal, hasil, atau buatan. Frase ini
dibangun oleh Kecap Barang dan Kecap Barang. Di antara Kecap Barang pertama dan
Kecap Barang kedua bisa disisipkan kata buatan.
·
Barang Panangtu-1
Frase barang panangtu adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan panangtu, panuduh, atau panganteb.
Frase ini dibangun oleh Kecap Barang, Kecap Sulur, atau Kecap Pagawéan.
·
Barang Panangtu-2
Frase ini dibangun oleh partikel nu dan Kecap Pagawéan, Kecap Sipat,
Kecap Bilangan.
·
Barang Hasil
Frase barang hasil adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan hasil. Frase ini dibangun oleh
Kecap Barang dan Kecap Barang. Antara Kecap Barang pertama dan Kecap Barang
kedua bisa disisipkan kata hasil.
·
Barang Sesebutan
Frase barang sesenutan adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan sesebutan. Frase ini dibangun oleh kata sesebutan dan Kecap Barang.
·
Barang Pamungkir
Frase barang pamungkir adalah frase barang yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan pamungkir, atau negatif. Frase ini dibangun oleh kata pamungkir lain dan Kecap Barang.
2.
Frase Verba:
·
Pagawéan Jumlah
Frase pagawéan jumlah adalah frase pagawéan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan jujumlah. Frase ini dibangun oleh Kecap Pagawéan dan Kecap Pagawéan
yang kata itu disambungkan oleh kata jeung.
·
Pagawéan Pamilih-1
Frase
pagawéan pamilih adalah frase pagawéan yang bertalian arti dengan antarunsurnya
menunjukkan pamilih. Frase ini
dibangun oleh Kecap Pagawéan dan Kecap Pagawéan yang dikantétkeun oleh kata atawa.
·
Pagawéan Pamilih-2
Frase ini dibangun oleh Kecap Pagawéan dan Kecap
Pagawéan yang masing-masing diawali oleh kata sambung boh.
·
Pagawéan Pamungkir
Frase pagawéan pamungkir adalah frase pagawéan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan pamungkir atau negatif. Frase ini dibangun oleh Kecap Pagawéan dan
Kecap Panambah negatif (pamungkir),
seperti henteu, acan, moal.
·
Pagawéan Aspék
Frase pagawéan aspék adalah frase pagawéan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan aspék éta, yaitu menunjukkan berlangsungnya satu kajadian, kagiatan, prosés, atau kaayaan yang sudah dilakukan, keur
dilakukeun, rék dilakukeun, dan seterusnya.
·
Pagawéan Modalitas
Frase
pagawéan aspék adalah frase pagawéan yang bertalian arti dengan antarunsurnya
menunjukkan modalitas, yaitu menunjukkan sikep, pemadegan, atau tapsiran subjektif panyatur kana omongan anu
diucapkeun ku manéhna atawa kana lumangsungna kajadian atawa kaayaan anu
diebrehkeun dina hiji omongan. Frase ini dibangun oleh Kecap Pagawéan dan
Kecap Panambah yang menunjukkan modalitas, seperti bisi, pasti kudu.
3.
Frase Adjektiva:
·
Sipat Jumlah
Frase sipat jumlah adalah frase sipat yang bertalian
arti dengan antarunsurnya menunjukkan jumlah. Frase ini dibangun oleh Kecap
Sipat dan Kecap Sipat serta kedua Kecap Sipat tersebut dikantétkeun oleh konjungsi(kecap
panyambung) katut, jeung, atau tur.
·
Sipat Pamilih-1
Frase sipat pamilih adalah frase sipat yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menunjukkan pamilih. Frase ini dibangun oleh Kecap Sipat dan Kecap Sipat serta
kedua Kecap Sipat tersebut dikantétkeun oleh konjungsi atawa.
·
Sipat Pamilih-2
Frase ini dibangun oleh Kecap Sipat dan Kecap SIpat,
yang masing-masing diawali konjungsi boh.
·
Sipat Tingkat-1
Frase sipat tingkat adalah frase sipat yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan tingkat. Frase ini dibangun
oleh Kata Sipat yang terlebih dulu diawali Kecap Panambah mani, leuwih, rada. Atau bisa juga diikuti oleh Kecap Panambah naker, pisan, atau teuing.
·
Sipat Tingkat-2
Frase ini dibangun oleh Kecap Sipat yang terlebih
dulu diawali Kecap Panambah aya ku, carék
ku, atau teuing ku.
·
Sipat Tingkat-3
Frase ini dibangun oleh Kecap Sipat ditambah
sufiks(rarangkén tukang) –na yang
terlebih dulu diawali dengan Kecap Panambah kacida,
atau pohara.
·
Sipat Undak
Frase sipat undak adalah frase sipat yang bertalian
arti dengan antarunsurnya menjelaskan undak,
ningkat, nambahan,atau mekar. Frase
ini dibangun oleh Kecap Sipat yang didahului oleh Kecap Panambah beuki, atau tambah.
·
Sipat Pamungkir
Frase sipat pamungkir adalah frase sipat yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan pamungkir, panolak, atau negatif. Frase ini dibangun oleh Kecap
Sipat yang didahului oleh Kecap Panambah henteu,
acan,atau moal.
·
Sipat Aspék
Frase aspék pamungkir adalah frase sipat yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan aspék. Frase ini dibangun oleh
Kecap Sipat yang didahului oleh Kecap Panambah yang menunjukkan aspék.
4.
Frase Numeralia:
·
Bilangan Titikelan
Frase bilangan titikelan adalah frase bilangan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan titikelan. Frase ini dibangun
oleh Kecap Bilangan dan Kecap Barang.
·
Bilangan Jumlah
Frase bilangan jumlah adalah frase bilangan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan jumlah. Frase ini dibangun oleh
Kecap Bilangan dan Kecap Bilangan serta diantara kedua Kecap Bilangan tersebut
bisa diselipkan kata jeung.
·
Bilangan Pamilih
Frase bilangan pamilih adalah frase bilangan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan pamilih. Frase ini dibangun
oleh Kecap Bilangan dan Kecap Bilangan serta diantara kedua Kecap Bilangan
tersebut bisa diselipkan kata atawa.
·
Bilangan Wates
Frase bilangan wates (limitatif) adalah frase
bilangan yang bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan wates. Frase ini
dibangun oleh Kecap Bilangan yang didahului oleh Kecap Panambah ngan, atau ukur.
·
Bilangan Aspék
Frase bilangan aspék adalah frase bilangan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan aspék. Frase ini dibangun oleh
Kecap Bilangan yang didahului oleh Kecap Panambah aspék.
·
Bilangan Pamungkir
Frase bilangan pamungkir adalah frase bilangan yang
bertalian arti dengan antarunsurnya menjelaskan pamungkir. Frase ini dibangun
oleh Kecap Bilangan yang didahului oleh Kecap Panambah pamungkir(negatif) lain atau henteu.
5.
Frase Preposisi:
·
Pangantét Tempat:
di, dina
Conto:
di sawah, dina korsi.
·
Pangantét Arah: ka, kana, ti, tina
Conto:
ka kuring, kana kenténg, ti Bandung, tina
keretas.
·
Pangantét Awal: ti
Conto:
ti sakola, ti baheula.
·
Pangantét Ahir: nepi ka
Conto:
nepi ka ayeuna, nepi ka dieu.
·
Pangantét Bahan:
ku, tina
Conto:
ku tipung ketan, tina katun.
·
Pangantét Alat: ku, kana
Conto:
ku lambit, kana parahu.
·
Pangantét Panglaku:
ku
Conto:
ku manéhna, ku akang.
·
Pangantét Pangrandap:
ka
Conto:
ka baraya, ka kolot.
·
Pangantét Sabab:
ku
Conto:
ku tétélo, ku caah déngdéng.
·
Pangantét Tujuan:
keur, pikeun
Conto:
keur dunungan, pikeun pangwangunan.
·
Pangantét Pangbarung:
jeung
Conto:
jeung babaturan, jeung aki.
·
Pangantét Babandingan:
manan, batan, ti batan
Conto: manan kuring, batan itu.
·
Pangantét Jumlah:
jaba, jaba ti, lian ti
Conto:
jaba ti kuring, jaba sawah, lian ti
anjeun.
·
Pangantét Iwal: iwal, kajaba
Conto:
iwal buku ieu, kajaba mobil.
DAFTAR PUSTAKA
Djajasudarma, T.F. dan Idat Abdulwahid. 1987. Gramatika Sunda: Bandung: Paramaartha.
Kosasih, E. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan Cermat Berbahasa
Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Finoza, Lamuddin. 2008.
Komposisi Bahasa Indonesia untuk
Mahasiswa Nonjurusan Bahasa. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Sudaryat, Yayat. dkk. 2007. Tata Bahasa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya.
Tarigan, H.G. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.
---- 1984. Psikolinguistik.
Bandung: Angkasa.
Verhaar, J.W.M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bandung, Minggu, 04 Mei 2013
Rizki Sanjaya, Mahasiswa Sastra Sunda Unpad
No comments:
Post a Comment