24 September 2012

Perkembangan Dialek di Kabupaten Ciamis



Perkembangan dialek di Kabupaten Ciamis
Kabupaten kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Ciamis merupakan kabupaten-kabupaten yang wilayahnya berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah. Sarana perhubungan yang menghubungkan wilayah-wilayah kabupaten itu dengan wilayah Jawa Tengah relatif baik sehingga mengakibatkan terjadinya pergaulan manusia dan terjadinya jalinan komunikasi. Salah satu alat untuk berkomunikasi ialah bahasa. Penduduk di wilayah-wilayah tersebut berkomunikasi mungkin baik dengan bahasa yang sama maupun dengan bahasa yang berbeda, dalam mempergunakan bahasa yang sama pun mereka mungkin memakai dialek yang berbeda.
Kabupaten Ciamis adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat yang mayoritas berbahasa Sunda. Namun, karena letak geografisnya berbatasan dengan Jawa Tengah mungkin dapat kita temukan dialek yang berbeda, apalagi bila dilihat dari luasnya Kabupaten Ciamis yang mungkin sebelah Barat dan Utara menggunakan bahasa Sunda, sedang sebelah timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah berbahasa Jawa.
Kabupaten Ciamis terletak di daerah propinsi Jawa Barat sebelah tenggara, antara 7°40'20"-7°41'20" Lintang Selatan, dan 108°20'-108°48' Bujur Timur.
Jaraknya kurang lebih 123 km dari kota Bandung, atau kurang lebih 103 km dari kota Cirebon, atau kurang lebih 140 km dari kota Cilacap, Jawa Tengah.
Permukaan tanah Kabupaten Ciamis dapat digolongkan menjadi dua bagian. Pertama, daerah pegunungan yang merupakan tempat keluarnya mata air Citanduy dan anak-anak sungainya yang terletak di daerah Ciamis Utara dan daerah bagian barat Ciamis Selatan. Hulu aliran sungai Citanduy berupa bukit-bukit dan gunung-gunung seperti Sawal (1.746 m), dan gunung Cakrabuana (1.721 m). Kedua, daerah dataran rendah yang berawa-rawa, terletak di bagian tenggara Kabupaten Ciamis dan merupakan daerah aliran Citanduy bagian hilir.
Mayoritas penduduk Kabupaten Ciamis adalah suku bangsa Sunda yang berbahasa ibu bahasa Sunda. Di samping itu terdapat suku bangsa Jawa yang berdiam di daerah perbatasan Ciamis dan Cilacap, sepanjang daerah sungai Citanduy, mulai dari Banjar, ke sebelah selatan sampai ke Segara Anakan. Kemudian mereka menyebar ke pedalaman dan ke sepanjang pantai Ciamis Selatan. Kelompok etnis lain yang terdapat di Kabupaten Ciamis ialah WNI keturunan Cina dan keturunan Arab, yang pada umumnya mereka berdiam di kota, baik di kota-kota kecamatan maupun di kota kabupaten.
Kabupaten Ciamis memiliki 197 desa yang terletak dan tersebar di wilayah Ciamis, mungkin kita akan mendapatkan atau menemukan perbedaan dialek di berbagai desa tersebut. Dari total 197 desa, 16 desa diantaranya berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, 10 desa berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Majalengka, 36 desa berbatasan dengan kabupaten Tasikmalaya, dan 135 desa di daerah yang bukan perbatasan (Ciamis asli).
Keadaan kebahasaan di Kabupaten Ciamis sangat menarik, secara administratif wilayah Kabupaten Ciamis sebelah timur berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah. Di daerah perbatasan timur sebelah utara, wilayah pemakaian bahasa Sunda menjorok ke dalam wilayah propinsi Jawa Tengah, melewati batas administratif. Di daerah perbatasan timur sebelah selatan terjadi hal sebaliknya. Wilayah pemakaian bahasa Sunda tidak sampai ke perbatasan administratif. Pemakaian bahasa Jawa menjorok ke dalam wilayah Jawa Barat, melewati perbatasan administratif, walaupun pemakaiannya bersifat dwi bahasa (Bahasa Campuran).
Batas administratif Kabupaten Ciamis dan Jawa Tengah di sebelah utara berada di daerah pemakaian bahasa Sunda. Batas administratif Kabupaten Ciamis dan Jawa Tengah di sebelah selatan berada di daerah dwi bahasa (Bahasa Sunda, dan Bahasa Jawa), sedangkan Desa Panyutraan dan sekitarnya merupakan wilayah dwi bahasa (Bahasa Sunda, dan Bahasa Jawa) yang belum dapat ditentukan identitasnya. Wilayah Kabupaten Ciamis lainnya dikuasai oleh pemakaian bahasa Sunda.
Selain adanya pemakaian bahasa menurut letak geografis, terdapat pula pemakaian bahasa menurut lingkungannya. William F. Mackey (1962) melukiskan adanya empat hal yang dapat memberikan kedwibahasaan, yaitu (1) tingkat kedwibahasaan, (2) fungsi, (3) alternasi, (4) interferensi. Fungsi dibagi dua yaitu fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi eksternal melukiskan pemakaian bahasa menurut lingkungan pemakainya. Pemakaian bahasa dalam setiap lingkungan atau daerah sentuh bahasa ditentukan oleh beberapa variabel yaitu (1) lamanya, (2) kekerapannya, dan (3) dorongan-dorongan yang menyebabkan adanya pemakaian bahasa.
Lingkungan pemakaian bahasa atau daerah sentuh bahasa dapat terjadi (1) di rumah, (2) di masyarakat, (3) di sekolah, (4) dalam media massa, dan (5) dalam korespondensi. Pemakaian bahasa di rumah dapat terjadi dengan ayah, ibu, sanak saudara, keluarga, dan pembantu. Pemakaian bahasa di masyarakat berlangsung dengan tetangga, mesjid, dalam pekerjaan, dan dalam hiburan. Pemakaian bahasa di sekolah antara lain meliputi bahasa pengantar, pegaulan antar murid, antar guru, dan antar guru dan murid. Pemakaian bahasa dalam media massa antara lain terjadi melalui radio, televisi, surat kabar, majalah, buku, dan pidato. Pemakaian bahasa dalam korespondensi berlangsung dalam surat menyurat, baik resmi maupun pribadi.
Pemakaian bahasa Sunda di daerah Kabupaten Ciamis hampir terdapat pada sebagian besar lingkungan pemakaian atau daerah sentuh bahasa tersebut di atas.

Deskripsi Bahasa Sunda Daerah Kabupaten Ciamis
Kabupaten Ciamis secara geografis dikelilingi oleh kabupaten (daerah) yang mempunyai ciri pemakaian bahasa yang diduga berbeda-beda. Kabupaten Tasikmalaya di sebelah barat dianggap daerah peralihan bahasa Sunda dialek Priangan. Kabupaten Majalengka dan Kuningan di sebelah utara dianggap sebagai daerah dialek bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Sunda dialek Priangan. Propinsi Jawa Tengah di sebelah timur merupakan daerah bahasa lain, bahasa Jawa. Keadaan geografis seperti itu diduga mempengaruhi pemakaian bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis.
Selain itu, Ciamis sebagai suatu kesatuan geografis mungkin memperlihatkan kekhasan pemakaian bahasa tertentu sehingga sering terdengar orang awam di Jawa Barat menyebut ada yang disebut "bahasa Sunda dialek Ciamis".
Dari total 197 desa sesuai buku yang saya baca, maka akan diambil 10 desa di daerah perbatasan dengan Jawa Tengah (62,5%), 5 desa di daerah perbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Majalengka (50%), 10 desa di daerah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya (27,8%), dan 17 desa di daerah yang bukan daerah perbatasan.
Dan dari sekitar 42 desa yang diambil dan dijelaskan dalam buku ini. Terdapat beberapa lokasi/tempat yang memiliki dialek berbeda dari bahasa Sunda umumnya. Di Kabupaten Ciamis terdapat banyak kata yang menandakan satu hal/maksud Contoh:

A; 5 kata yang menandakan "Anak Kerbau" : Anak munding, Ènèng, Gudèl, Gudèb, Cemè
B; 2 kata yang menandakan "Besan" : Warang, Bèsan
C; 3 kata yang menandakan "Celana" : Calana, Serewal, Kolor
D; 2 kata yang menandakan "Dapur" : Dapur, Pawon
G; 4 kata yang menandakan "Gado Gado" : Lotek, Pecel, Pecel gerus, Karèdok
H; 6 kata yang menandakan "Habis" : Bèak, Èrèp, Entok, Amring, Amrin, Angring
I; 2 kata yang menandakan "Ikan Mas" : Lauk emas, Kancra
K; 7 kata yang menandakan "Kacang Tanah" : Kacang bogor, Kacang banten, Kacang manila, Kacang bagolo, Kacang jogo, Kacang garut, Kacang tanah
L; 2 kata yang menandakan "Lebai" : Lebè, Amil, Kayim
M; 3 kata yang menandakan "Mekar" : Beukah, Ligar, Megar
N; 3 kata yang menandakan "Nenas" : Ganas, Nanas, Danas
P; 2 kata yang menandakan "Pepaya" : Gedang, Gandul
S; 5 kata yang menandakan "Sirsak" : Nangka walanda, Nangka hèjo, Nangka sebrang, Sirsak, Mandalika
T; 3 kata yang menandakan "Terinjak" : Katincak, Kapèak, Kapèdak
U; 3 kata yang menandakan "Ubi Jalar" : Boled, Mantang, Lobak



Dan dari 42 desa itu, terdapat 6 desa yang telah banyak dipengaruhi oleh Pengaruh Bahasa Jawa, diantaranya:
·         Desa Sukamantri, Kecamatan Panjalu 11 bahasa : Bengkok, Danas, Gendul, Kemasan, Kuwu, Legèn, Lèyotan, Minyak lantung, Mirang, Padasan, Rendeng
·         Desa Medanglayang, Kecamatan Panumbangan 10 bahasa : Asu, Bengkok, Danas, Gendul, Jenang, Kemasan, Kuwu, Lèyotan, Mirang, Rendeng
·         Desa Tanjungsari, Kecamatan Rajadesa 13 bahasa : Ampyang, Bengkok, Danas, Jenang, Kemasan, Kedung, Kuwu, Lèyotan, Minyak lantung, Mirang, Padasan, Serewal, Tai melèk
·         Desa Dadiharja, Kecamatan Rancah 13 bahasa : Ampyang, Asu, Danas, Gendul, Gudèl, Jenang, Kemasan, Klandingan, Kuwu, Legèn, Mirang, Padasan, Serewal
·         Desa Buniseuri, Kecamatan Buniseuri 11 bahasa : Ampyang, Bengkok, Clobèkan, Entok, Gedang kulutuk, Gendul, Gudèl, Kemasan, Kedung, Kuwu, Tumbelèk
·         Desa Bunter, Kecamatan Cisaga 13 bahasa : Ampyang, Bengkok, Danas, Gendul, Gudèl, Jenang, Kedung, Kuwu, Leker, Padasan, Rendeng, Samangèn, Tai melèk
·         Desa Bangunharja, Kecamatan Cisaga 12 bahasa : Ampyang, Bengkok, Danas, Gendul, Jenang, Kedung, Kuwu, Leker, Lèngotan, Padasan, Rendeng, Waton
Maka dari hasil laporan membaca buku perkembangan dialek ini, dapat disimpulkan bahwa, bahasa Sunda yang dipergunakan di Kabupaten Ciamis merupakan suatu dialek tertentu, yang oleh umum sering dikatakan sebagai "bahasa Sunda dialek Ciamis"
"http://rizkimasbox.blogspot.com/2012/09/perkembangan-dialek-di-kabupaten-ciamis.html"
( Dudu Prawiraatmaja, Agus Suriamiharja, Hidayat. “Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis”.)

Jatinangor, 24 September 2012
Rizki Sanjaya, Mahasiswa Sastra Sunda Unpad

8 comments:

  1. Di Ciamis memang banyak bahasa yang unik dan patut untuk dilestarikan.

    ReplyDelete
  2. Hatur nuhun parantos sumping. Mangga aya seratan abdi oge ngeunaan Ciamis. Nanging punten bilih kosa kecapna kirang merenah. Nembean nyerat oge, Ceu: kknm.unpad.ac.id/sukajadiciamis/2015/01/15/sunda-medok-jawa/

    ReplyDelete
  3. aku naksir orang Ciamis....��

    ReplyDelete
  4. wah ciamis ya, mantul dah mantab betul

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaap, betul. Bahasa dialek Ciamis memang unik, selain karena ujung batas priangan bagian timur, juga berdekatan juga dengan provinsi Jawa Tengah.

      Delete